Sabtu, 04 Mei 2024

INFORMASI :

Selamat Datang di Website Desa Watukelir, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen

GULA SEMUT WATUKELIR

GULA SEMUT WATUKELIR

Proses Produksi Gula Semut di Desa Watukelir

Desa Watukelir adalah sebuah desa yang terletak di daerah pedesaan yang indah di Kecamatan Ayah yang dikelilingi oleh kebun-kebun kelapa yang subur. Desa ini memiliki tradisi panjang dalam menghasilkan gula semut yang telah menjadi mata pencaharian utama bagi para penduduknya. Artikel ini akan menjelaskan mengenai proses produksi gula semut dan potensi dari gula semut di Desa Watukelir, akan dipaparkan bagaimana tradisi ini telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi, serta bagaimana desa tersebut berupaya dengan gigih untuk mempertahankan keberlanjutan pertanian di tengah tantangan perubahan zaman.

Gula Semut:

Gula semut juga dikenal dengan nama gula merah atau gula aren, diproduksi dari nira yang diambil dari bunga kelapa. Proses produksi gula semut melibatkan beberapa tahapan, termasuk pengumpulan nira, pencucian, pemanasan, penyaringan, penjemuran, dan pengemasan. Gula semut memiliki warna merah kecoklatan dan kandungan rasa yang khas, membuatnya menjadi pilihan yang menarik sebagai alternatif gula rafinasi.

Perbedaan antara gula semut dan gula cetak terletak pada bentuk, warna, rasa, dan proses produksi keduanya. Gula cetak memiliki tekstur tidak rata dan berbentuk bulat atau potongan kecil, dengan warna merah kecokelatan yang khas dan rasa manis yang menyertai sedikit nuansa gurih. Proses produksi gula cetak melibatkan tahapan pengumpulan nira, pencucian, pemanasan, pencetakan, penjemuran, dan pengemasan dengan metode tradisional. Di sisi lain, gula semut memiliki bentuk kristal padat atau butiran halus dengan warna putih atau kekuningan yang murni serta rasa manis yang lebih konsisten. Proses produksi gula semut melibatkan pemurnian lebih lanjut untuk menghilangkan molase dan komponen tambahan lainnya, menghasilkan gula putih yang lebih bersih dan berbutir halus. Pilihan antara gula semut dan gula cetak bergantung pada preferensi rasa dan penggunaannya dalam berbagai resep makanan dan minuman.

Proses produksi gula semut dijalankan secara sepenuhnya dengan menggunakan cara organik, bahkan melibatkan lingkungan sekitar pohon kelapanya. Diawali dengan pengumpulan nira yang berasal dari pohon kelapa di sekitar desa, para petani berusaha menjaga keaslian alami dengan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya dalam pengolahan. Nira yang telah dikumpulkan kemudian dicuci dan disaring dengan hati-hati untuk menghilangkan kontaminan yang tidak diinginkan. Selanjutnya, nira dipanaskan dengan cara tradisional hingga menghasilkan konsentrasi gula yang tinggi. Proses penyaringan gula semut mengandalkan ayakan dari bahan alami, seperti bambu atau kayu, yang ditemukan di sekitar lingkungan pohon kelapa. Penjemuran gula semut juga dilakukan di tempat terbuka menggunakan sinar matahari, tanpa menggunakan alat modern yang berpotensi mengganggu kualitas alami produk. Dengan pendekatan organik ini, proses produksi gula semut di Desa Watukelir tetap terjaga keaslian tradisi dan keterlibatan lingkungan sekitar, menghasilkan produk gula semut berkualitas tinggi yang dipenuhi dengan cita rasa alami.

Tahapan Produksi Gula Semut di Desa Watukelir:

1)      Pengumpulan Nira: Proses produksi gula semut dimulai dengan pengumpulan nira dari pohon kelapa yang berada di kebun-kebun desa. Petani dengan hati-hati memotong bunga kelapa dan menampung nira dalam wadah yang telah disiapkan.

2)      Pencucian dan Penyaringan: Nira yang sudah dikumpulkan harus dicuci dan disaring untuk menghilangkan kotoran atau kontaminan yang mungkin ada. Tahap ini penting untuk memastikan kualitas nira yang akan diolah lebih lanjut.

3)      Pemanasan Nira: Nira yang sudah bersih kemudian dipanaskan dalam kuali besar atau wadah khusus untuk mengurangi kandungan air dan menghasilkan konsentrasi gula yang lebih tinggi.

4)      Penyaringan Gula Semut: Setelah nira mengalami proses pemanasan yang cukup, cairan gula pekat tersebut akan berubah menjadi Kristal yang kemudian dilanjutkan dengan proses penyaringan. Proses penyaringan ini menggunakan saringan tradisional, tujuan dari proses penyaringan ini adalah untuk mendapatkan hasil gula semut yang lebih halus.

5)      Penjemuran: Gula semut dalam bentuk Kristal kemudian ditempatkan di tempat terbuka, seperti teras atau halaman, untuk mengering dan menguapkan sisa-sisa air, proses ini berlangsung kurang lebih selama 1-2 jam. Penjemuran ini memungkinkan air lebih lanjut menguap dari gula semut, sehingga menghasilkan tekstur gula semut yang padat.

6)      Pengemasan: Setelah mengalami proses penjemuran dan menjadi cukup kering, gula semut dikemas dalam kantong atau wadah tertutup untuk dijual ke PT MIO.

Proses produksi gula semut di Desa Watukelir bukan hanya sekadar aktivitas ekonomi, tetapi juga merupakan warisan tradisi yang dijaga dengan penuh kebanggaan. Generasi muda dalam desa ini diajarkan cara-cara tradisional mengolah gula semut sejak usia dini, sehingga tradisi ini dapat terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Meskipun desa ini mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya, namun juga beradaptasi dengan perubahan zaman dan tuntutan keberlanjutan pertanian.

Potensi Gula Semut:

1)      Nilai Gizi yang Lebih Tinggi: Gula semut mengandung sejumlah nutrisi yang bermanfaat, termasuk zat besi, kalsium, vitamin B, dan beberapa mineral lainnya. Hal ini menjadikan gula semut sebagai sumber gula alami yang lebih kaya nutrisi dibandingkan dengan gula putih atau gula rafinasi.

2)      Rendah Glikemik: Gula semut memiliki indeks glikemik yang lebih rendah daripada gula putih, yang berarti gula semut menyebabkan peningkatan glukosa dalam darah yang lebih lambat. Ini membuatnya lebih cocok bagi orang dengan diabetes atau yang ingin mengendalikan gula darah.

3)      Keberlanjutan dan Potensi Ekonomi: Produksi gula semut berpotensi mendukung pertanian berkelanjutan dan mendorong perkembangan ekonomi di wilayah-wilayah di mana tanaman kelapa atau aren banyak ditemukan.

Kesimpulan:

Produksi gula semut di Desa Watukelir merupakan perpaduan antara tradisi yang diwariskan dari nenek moyang dan upaya menjaga keberlanjutan pertanian dalam menghadapi perubahan zaman. Proses produksi gula semut dari pengumpulan nira hingga menjadi gula semut siap pakai adalah bukti cinta dan kecintaan masyarakat Desa Watukelir terhadap tradisi dan lingkungannya. Desa Watukelir berkomitmen untuk menjaga warisan budaya dan alam yang menjadi sumber kehidupan mereka.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Kebumen Terkini

Tahun Ini KIE Ditiadakan, Diganti Expo Keagamaan
Peringati Hardiknas, Bupati Kebumen Upayakan Para Guru Honorer Diangkat PPPK
Peringati Hari Buruh, Bupati Kebumen Sebut Angka Penganguran Turun
Berkomitmen Majukan Pendidikan, Bupati Kebumen Raih Penghargaan Detik Jateng-Jogja Awards
Puluhan Ribu Warga Padati Alun-alun Pancasila, Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

Arsip Berita

Data Desa

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2